
Tangerang | desak-news.com – Keberadaan Peternakan Bebek Peking di wilayah Desa Cileles Kecamatan Tigaraksa terus memanas, menjadi salah satu isu kontroversial yang mengguncang masyarakat Kabupaten Tangerang.
Isu ini bukan hanya memicu kontroversial, tetapi ancaman keselamatan seseorang pun dipertaruhkan.
Baru baru ini, tersiar kabar salah seorang warga yang merekam kejadian antara Ketua RW. 04 Arsudin alias Begeng Cekcok mulut dengan warganya inisial DD pemilik lahan peternakan Bebek Peking.
Video yang berdurasi 7: 01 detik viral di Sosial Media (Sosmed).
Dalam video tersebut, tampak DD yang diketahui mengenakan Topi Hitam berbalut kaos abu-abu, tengah berselisih dengan Begeng yang mengenakan kaos hitam celana pendek.
Di hadapan dua orang saksi yang secara kebetulan berada di TKP. Perselisihan antara keduanya berlangsung sengit hingga memicu ketegangan warga sekitar.
Menurut keterangan dari Ketua RW.04 (Begeng), peristiwa dalam rekaman video tersebut terjadi pada Sabtu siang 12 April 2025 lalu. Tepatnya di pos ronda sebrang jalan depan rumahnya.
“Pas kami lagi pada di pos ronda, ada pak RT dan ada pak LPM Desa juga, si DD nyamperin saya, negur dengan nada tinggi soal warga menolak keberadaan peternakan Bebek”,kata Begeng dalam keterangannya ditemui di TKP. Minggu 18 Mei 2025.
Begeng menambahkan, peristiwa Cekcok mulut dengan DD pemilik lahan peternakan Bebek Peking yang di latarbelakangi surat penolakan.
DD tak terima jika warga tidak menyetujui adanya peternakan tersebut.
Sebelumnya, atas instruksi Kepala Desa (Kades), ia sudah berupaya mengumpulkan warga untuk mengadakan musyawarah.
Namun, hasil dalam musyawarah tersebut, warga memustukan untuk membuat surat penolakan dan menanda tanganinya, dengan alasan peternakan Bebek Peking berada di dekat pemukiman, yang akan mengancam kesehatan lingkungan.
“Atas perintah pimpinan (Kades), saya suruh ngumpulin warga untuk dilakukan musyawarah, sebagai aparatur desa, kalau saya sifatnya hanya menengahi saja, dalam musyawarah itu hasilnya warga sekitar menolak, dan itu semua atas keinginan mereka”, paparnya.
Begeng menduga, jika DD menganggap bahwa dirinya telah memprovokasi warga untuk menolak.
“Maka dari itu dia (DD) gak terima, dugaan saya dia menganggap saya memprovokatori warga, saksi juga banyak kalau saya tidak seperti itu”, ungkapnya menambahkan.
Yang lebih menegangkan dari kejadin tersebut, Begeng mengaku jika kondisi dimana DD pada saat itu diduga berniat untuk melukai dirinya.
Begeng menyebut bahwa, DD nampaknya diduga membawa Senjata Tajam (Sajam g*l*k) yang diselipkan di punggungnya.
“Nah, jadi malam nya itu kan dia (DD) bikin SW (Story WhatsApp) tulisannya, Asana Aya anu Belah batok huluna (sepertinya ada yang belah tengkorak kepala nya).
“Dan besok nya dia nyamperin saya Cekcok lah kami berdua, diduga dia bawa Sajam (g”l*k), tapi gak di cabut sih, di taro di punggungnya,”, imbuhnya.
Disinggung soal narasi dalam rekaman video perselisihan itu, ketika DD meminta menunjukan bukti siapa saja warga yang menolak.
Konon menurutnya, tidak ada satu pun warga yang mengatakan tidak setuju kepadanya.
Begeng menimpalkan bahwa, sikap DD yang kerap berselisih sekecil apapun dengan warga lain, ia selalu membawa Sajam.
“Iya benar, ketika kami Cekcok, dia (DD) ngomong begitu, namun saya jawab, ya iya lah gak bakal berani sama kamu, warga yang dekat sini, dikarenakan itu sering kejadian, kalu kamu marah-marah orang dikejar-kejar bawa Sajam, nyabut (g*l*k).
Jadi, warga di sekitar sini, gak berani sama dia (DD), karena pada takut, maka dari itu, kalau ada warga yang ngomong disini bau, gak bakal berani, pada takut lah”, tandasnya yang meniru narasi dalam video.
Perlu diketahui, bagi sebagian warga Kampung Jalupang menyatakan sikap dalam lembaran kertas tertulis menolak adanya peternakan Bebek Peking di wilayahnya.
Keputusan hasil musyawarah kala itu dari warga dan sejumlah tokoh masyarakat menanda tangani surat penolakan dengan dibubuhi stempel dan diketahui aparatur Desa setempat.
Bukan tanpa sebab, surat penolakan itu dibuat, lantaran warga sekitar kerap menghirup aroma bau tak sedap yang dihasilkan dari peternakan Bebek tersebut.
Berdasarkan pengakuan warga, atas kejadian dari sikap DD (pemilik lahan) yang kerap mengancam dengan membawa Sajam bukan kali pertama di lingkungan sekitar.
Dari serangkaian peristiwa yang terjadi di wilayah Kampung Jalupang RT. 04 RW. 04 Desa Cileles kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang, terkait keberadaan peternakan Bebek Peking hingga memicu kontroversial.
Warga berharap, dengan adanya peristiwa serupa bagi sebagian warga yang pernah mengalaminya, dapat menjadi perhatian serius dari instansi Pemerintahan terkait maupun pihak Aparatur Penegak Hukum (APH).
(Andi Farma)