
Tangerang | desak-news.com – Dua orang Wartawan inisal TS dan SM diduga mendapatkan intimidasi dari salah satu oknum pengurus Sekolah Yayasan Hidayatul Ummah yang beralamat di Kampung Pabuaran Desa Pabuaran Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang, Banten. Senin 02 Juni 2025.
Sebagaimana diketahui, Lembaga Pendidikan swasta tersebut berencana akan memberangkatkan siswa-siswinya pada Minggu 15 Juni 2025 mendatang, dalam rangka mengadakan gelaran acara perpisahan muridnya ke Jogja, Jawa Tengah.
Setelah kabar tersebut diperoleh, kedua wartawan itu langsung melakukan penelusuran di lapangan, guna memastikan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pihak Yayasan.
Dari keterangan itu, kedua wartawan Menjelaskan biaya keberangkatan murid
Menurut TS dan SM, dari keterangan resmi yang diakui dari sumber terpercaya bahwa, biaya yang dibebankan kepada masing-masing murid yang ikut sebesar 2,6Jt, dan yang tidak ikut dikenakan sebesar 2Jt.
“Berdasarkan informasi yang beredar bahwa, pihak Yayasan Hidayatul Ummah akan mengadakan acara perpisahan muridnya ke Jogja, Jateng”.
Menurut keterangan yang diperoleh dari sumber yang terpercaya, untuk biaya murid yang ikut dibebankan sebesar 2,6Jt, dan untuk yang tidak ikut itu dibebankan 2Jt”.
Dan informasi tersebut juga sudah beberapa kali kami lakukan konfirmasi, namun, pengakuan dari salah seorang oknum guru Yayasan jika acara tersebut hanya akan melakukan ziarah ke Cirebon”, kata TS dan SM sesaat dimintai keterangannya pada Selasa 03 Juni 2025.
“Dengan hasil bukti keterangan tersebut, pihak kami melaksanakan tugas untuk menyampaikan informasi, hingga infomasi itu dimuat dipemberitaan, namun pihak oknum pengurus Yayasan malah tak terima dan melakukan intimidasi terhadap kami”, ujarnya menambahkan.
Sebelum mendapatkan intimidasi, kedua wartawan dihubungi temannya
Sebelum peristiwa tersebut terjadi, mulanya, TS dan SP menjelaskan ketika pihaknya hendak pergi ke Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tangerang, untuk meminta keterangan lebih jelas terkait kegiataan yang akan diselenggarakan oleh pihak Yayasan.
Mereka berdua lantas dihubungi oleh salah seorang rekannya dan memberikan saran untuk mendatangi dan berkomunikasi secara langsung ke pihak Yayasan.
“Atas saran dari teman kami saat menghubungi ketika kami hendak pergi ke Kemenag Kabupaten Tangerang agar mendatangi Yayasan terlebih dahulu dan berkomunikasi secara langsung”.
Dan kami pun datang ke Yayasan atas saran itu, sesampainya di lokasi, pihak dewan guru beserta wali murid dan para murid sedang berkumpul di Aula, lalu kami di panggil dengan pengeras suara (TOA) dan diolok-olok dimuka umum”, bebernya.
Dibawah tekanan dari oknum pengurus Yayasan, kedua wartawan dipaksa bikin surat permintaan maaf
Bukan hanya perlakuan tersebut yang dialami TS dan SP karena pihak oknum pengurus Yayasan tak terima jika kegiatan perpisahan muridnya diluar Daerah dimuat dalam pemberitaan.
Dalam kondisi penuh dengan tekanan, kedua wartawan itu mengaku jika oknum pengurus Yayasan Hidayatul Ummah telah melakukan tindakan intimidasi terhadapnya, dengan cara memaksa untuk membuat surat pernyataan permintaan maaf tertulis diatas kertas dengan membubuhi tanda tangan diatas materai.
Padahal, lanjut TS dan SM, pihaknya sudah menyampaikan pandangan tentang berita klarifikasi sebagai hak jawab dan dari pihak oknum pengurus Yayasan agar keseimbangan informasi lebih jelas diketahui publik.
“Kemudian kami ikut kumpul di Aula dan disuruh duduk disamping oknum pengurus Yayasan, disitu kami dipaksa untuk membuat surat pernyataan permintaan maaf tertulis diatas kertas dan menanda tangani diatas materai 10Rb”.
Dan soal hak jawab dari pihak oknum pengurus ayasan sebelumnya kami sudah menyampaikan pandangan kalau informasi tersebut dapat di klarifikasi pemberitaan media massa, agar publik mengetahui dengan jelas tentang keseimbangan informasi tersebut”, pungkasnya.
(Andi Farma)